Pengintip

Sunday, January 29, 2012

Happy Birthday Riza

Selamat tanggal 29 Januari, Riza dan selamat menempuh tahun ke-17. Semoga semakin dewasa, punya ekspresi ya kawan biar kita semua tahu kalau kamu sedang sedih, terkejut, tertawa atau marah, ekspresi datar tuh nggak baik loh *sok tahu*, semoga awet-awet ya sama Kate, semoga bisa masuk Teknik dll lah ya. Terima kasih makan-makan gratisnya dan semua-semua yang digratisin #AkuCintaGratisan

Terima kasih buat Icha 'Kate' udah ngasih kerjaan di hari Minggu ini jadi saya nggak nganggur aja di rumah. Seneeeeeeeng banget, beneran deh. Nggak nyesel, kalau bisa mah Riza ulang tahun aja tiap hari hehe 

Terima kasih Vanna yang udah nemenin saya macet-macetan di jalan hahaha kita pasti bakalan ketemu cowok imut itu lagi kok hahaha 


Terima kasih juga buat Nisrina, Putri 'Pello', Maya dan Vanny atas Minggu hebohnya. Lain kali lagi yuk kawan, satu kali doang saya rasa kurang cukup deh :p 



Nisrina and Maya

Riza and Icha 'Kate'

Happy Birthday

Saturday, January 28, 2012

Surat singkat untuk kamu


Hai kamu yang baru saja melintas di kepalaku, 
Bertemu denganmu adalah sebuah masa yang selalu kutunggu setiap waktu selama aku hidup, masa yang membuat semua bunga di dalam taman hatiku bermekaran dengan indahnya.

Aku sudah berjalan terlalu jauh rupanya. Menyayangimu sangat menyenangkan, lebih menyenangkan dari pada berjalan di antara pohon-pohon menuju puncak gunung tertinggi, sangat menyenangkan ketimbang harus berenang di dasar laut dan mengabadikan keindahannya.

Mencintaimu lebih dari sekedar bahagia, ya sangatlah bahagia, dan membuat semua kebahagiaan habis terkuras dari dalam mangkuk porsi kebahagiaan yang seharusnya.

Merindukanmu itu menyakitkan, lebih sakit ketika merindukanmu dari pada tertusuk samurai sekalipun, menyakitkan sehingga menimbulkan luka yang menganga begitu besar.

Melupakanmu sungguhlah sulit, ya sungguh sulit, sangat sulit, bahkan menyulitkanku tidur, menyulitkanku menelan makanan, menyulitkanku menulis cerita dan menyulitkanku untuk bernafas.

Melepasmu berarti meninggalkan kehidupanku di dunia. Meninggalkan segala yang kupunya. Meninggalkan kehidupan fana dan tak berarti. Meninggalkanmu berarti menitipkan impian terbesarku kepadamu. Aku mencintaimu. 



#30HariMenulisSuratCinta Hari ke-15

Friday, January 27, 2012

Merah-merah, Redsquad SMADA



          Hai kalian yang pagi ini berjalan memasuki gerbang dengan api semangat yang semakin membara, surat ini untuk kalian semua.

          Seandainya kalian ada sejak puluhan tahun yang lalu, mungkin hari ini warna seragam kita merah bukannya biru.
          Seandainya kalian ada sejak puluhan tahun yang lalu, mungkin hari ini warna sepatu kita merah bukannya hitam.
          Dan seandainya kalian ada sejak puluhan tahun yang lalu, mungkin warna gedung sekolah kita merah
          Tapi aku tak peduli kapan kalian ada dan sejak kapan kalian terbentuk karena dengan kalianlah kita menjadi satu tujuan, membanggakan SMADA.

          Red Squad selalu setia mendukung setiap keringat yang mengucur demi nama sekolah tercinta. Setiap teriakan yang keluar dari mulut kalian seperti api yang kecil yang kemudian akan membesar dan membakar segalanya. Teriakan kalian membuat semangat juang berkorban bak obor Pertamina yang tak pernah padam.

          Warna merah kalian menandakan kalian berani tampil berbeda, seperti Lady Gaga dengan tampilan khasnya yang unik dan bahkan terlalu kreatif kalian pun selalu tampil apik di setiap kesempatan dengan warna keberuntungan kalian.

          Seperti koin, kalian sudah berkali-kali ditempa baja kekalahan namun semangat dukungan terus terucap melalui teriakan-teriakan, sorak-sorai yel-yel dan segala kreatifitas yang kalian suguhkan.

          Aku bangga menjadi bagian dari kalian. Aku bangga menyebut kalian sebagai pahlawan yang berjuang di tribun penonton walau belum mampu kubeli jersey kebanggaan kalian, merah kalian tetap akan ada di hatiku, kawan.

          Tetaplah bersatu sebagai Red Squad, jangan berpisah, teruslah mendukung tim kesayangan kita. Two is better than everyone. We are Redsquad SMADA.

#30HariMenulisSuratCinta Hari ke-14

Thursday, January 26, 2012

Kado Teristimewa




Aku bersama dengannya sekian tahun. Sebagai teman, hanya teman.sesungguhnya aku telah merasakan perasaan lain sejak pertama kali kami berkawan. Jauh hari sebelum hari ini. kau tahu apa yang menyebabkanku jauh darinya hari ini? Apa yang membuatku hanya mampu memandanginya dari surga? Kado istimewa, jawabannya.

Hari ulang tahunnya tanggal 12. Aku ingat jelas tanggal itu walau kini aku tidak merayakan lagi bersamanya. Dulu sebuah acara yang tidaklah mewah namun sangat nyaman diadakan untuk merayakan hari itu. Aku merasa aku adalah bagian keluarganya, aku sangat bahagia berada ditengah-tengah mereka. Ya, itulah yang kurasakan di tanggal 12.

Di hari bahagianya aku justru tidak memberinya hadiah. Bukan karena tak kupunya uang namun lebih karena aku tidak tahu hadiah apa yang dia inginkan.

Berminggu-minggu kupikirkan satu buah kado yang istimewa tapi tak juga kutemukan yang paling istimewa. Jadilah ketika aku dan dia duduk berdua menyantap masakan lezat buatan ibunya, aku bertanya,
“apa yang harus kuberikan untukmu sebagai kado?”

         Dia berpikir sejenak, lalu dengan senyum yang selalu membuatku kehilangan kata-kata, ia menjawab,
“aku hanya ingin hatimu”

        Sejujurnya aku tidak mengerti maksud dari permintaannya tersebut dan akupun telah kehilangan kata-kata untuk bertanya, ya seperti kataku tadi senyumnya itu yang telah membiusku. Jadi kuputuskan untuk mengangguk saja tanda bahwa aku mengerti.

        Esok harinya, kupinta ibuku untuk mengantarkan kado istimewaku ke rumahnya. Bukan, bukan karena aku terlalu takut menerima kenyataan bahwa aku akan ditolak kawan. 

        Tapi justru karena aku sudah tidak mampu bernafas. Hari Rabu, tanggal 13, hatiku telah kuserahkan padanya sebagai kado istimewa. 


Maaf, Saudara Kembarku




Saudara kembarku, apa kabarmu? Sudah lama kita tak bicara, sudah lama pula kita tidak bertegur sapa, hanya sekedar berkata “Hai” pun sudah tak pernah kurasa. Ada masalah apa sebenarnya? Kenapa tidak ada lagi kata-kata yang terlontar dari mulut kita?

Saudara kembarku, seseorang yang lahir pada hari yang sama denganku, 2 Apri 1994 namun di -entah- berapa jam yang berbeda dan dari rahim ibu hebat yang berbeda pula, mengapa tak pernah ada lagi obrolan tidak penting mengenai bulu kaki dan betis sebesar tongkat pemukul baseball diantara kita? Mengapa tak ada lagi waktu yang habis karena kelamaan mengobrol di parkiran sekolah? Mengapa tidak ada lagi kamu yang memintaku membawa banyak novel yang hendak kau baca kala kau merasa galau? Mengapa semuanya tidak pernah terjadi lagi seperti waktu yang lalu? Apa yang salah, saudara kembarku?

Saudara kembarku, aku punya satu pertanyaan yang sebelumnya tidak ingin aku tanyakan namun aku harus menanyakannya. Aku ingin menanyakan kabar Kate Middleton? Pasangan dari Prince William? Apa kabar ia? Apakah ia sekarang sedang murung sendirian di dalam kandang? Apakah ia sehat-sehat saja? Dia baik-baik saja? Saudara kembar, bagaimana kabar hamster betina itu? 

Sebelum akhirnya kita saling diam, kabar duka kau sampaikan padaku. katamu Prince William, si hamster jantan sudah meninggal dunia namun hingga hari terakhir kita berbicara aku tidak mendengar kamu membicarakan tentang hamster betinanya. Aku tidak meminta kembali hewan itu, aku hanya ingin menanyakan kabarnya saja. Aku kangen.

Saudara kembar, kita terakhir berbicara ketika pentas seni sekolah. Bagaimana mungkin aku lupa, hari dimana kita saling desak-desakan di depan panggung? Dan hari dimana tiba-tiba kita saling bicara setelah sekian lama saling diam. Namun kemudian yang terjadi setelah hari itu, kita lagi-lagi diam seolah tidak ada yang terjadi pada malam sebelumnya. Seolah tidak pernah ada desak-desakan di depan panggung, seolah tidak pernah ada kamu yang memintaku untuk menunggu hingga acara selesai, apakah itu memang benar-benar tidak pernah terjadi? 

Saudara kembar, aku pernah bertanya di salah satu tweet-ku mengenai hujan dan senja. Masih ingatkah dengan jawabanmu kala itu? Kala keindahan senja dihapuskan oleh rinai hujan?
“disebut apakah ia senja atau hujan?” lalu kamu menjawab “senja”

Saudara kembarku, sebenarnya aku lebih suka menyebut ia sebagai hujan. Aku memang mengagumi senja, seperti yang kutuliskan pada pantunku waktu itu, namun senja tidak permah membuatku uring-uringan di rumah. Hanya hujanlah yang mampu berbuat demikian. Hanya kamu, yang memiliki nama tengah ‘Reagen’ yang dilafalkan menjadi ‘Regen’ yang dalam bahasa Belanda artinya hujan. 

Saudara kembarku, bolehkah aku meminta maaf padamu melalui surat ini? Walaupun hingga hari ini aku tidak tahu apa salahku. Beberapa orang menenangkanku dengan mengatakan bahwa ini hanya salah paham, walau menurutku  tidak pernah ada yang salah. Ini mungkin semacam ‘existence syndrome’ dan aku harus menunggu hingga penyakit itu benar-benar pergi darimu sehingga kamu mau menjadi saudara kembarku lagi. Atau ada baiknya aku menjadi terkenal sama sepertimu? Menjadi cantik? Atau mungkin aku harus mengenakan barang-barang brand terkenal agar bisa sama dengan mereka, teman-temanmu? Tapi sungguh aku meminta maaf saudara kembarku, aku tak punya banyak harta yang bisa aku perlihatkan padamu dan aku juga tak punya kreatifitas yang dapat membawaku menjadi terkenal. Maukah kamu memaafkanku dan memintaku untuk menjadi saudara kembarmu lagi? Maukah kamu memaafkanku dan memintaku untuk menjadi saudara kembarmu lagi? Maukah? Maukah? Maukah? 

Maafkanlah semua kesalahanku yang membuat kita akhirnya saling diam walau dalam kenyataannya aku tidak tahu apa salahku.

#30HariMenulisSuratCinta Hari ke-13

Wednesday, January 25, 2012

"Seolah"



Silahkan baca dengan menyertakan kata “seolah” yang ada di dalam kurung!

Sudah lebih dari 24 jam berlalu dan bayangan kejadian itu (seolah) masih terputar bak CD rusak di kepala saya. Saya (seolah) masih ingat apa yang terjadi kemarin sore dengan sangat jelas. 

Namun saya sudah memulai aktifitas saya (seolah) biasa saja sejak semenit setelah saya mendapati kenyataan pahit itu. Di menit pertama kemarin sore, saya bahkan masih bisa (seolah) tersenyum padanya, saya masih bisa (seolah) menanggapi guyonannya dan (seolah) sedang bahagia ada di sampignya.

Kemarin sore saya (seolah) tidak meneteskan air mata karena air mata saya (seolah) sudah mengalir deras diwakilkan oleh tetes-tetes hujan. Saya (seolah) tidak menyalahkan dia dan juga (seolah) tidak menyalahkan waktu karena saya (seolah) tahu bahwa sayalah yang bersalah disini. 

Saya bak pakar percintaan yang (seolah) sudah paham dengan permasalahan sedemikian rupa. Saya (seolah) mampu berdiri tegak dengan pahit yang sudah menghadang di simpang jalan. Saya (seolah) dapat berlari menjauhinya tanpa sedikit pun merasakan luka. Saya (seolah) mampu menjalani semua yang ada. 

Bahkan pagi ini saya memulai hari dengan (seolah) tertawa terbahak-bahak ketika mengingat yang telah terjadi. (seolah) Saya tidak pernah merasakan apapun, sakit apapun tidak pernah kurasakan.

Kemudian sebuah wacana di sampul buku itu (seolah) menyadarkan saya, bahwa saya (seolah) bersalah sebenarnya. Wacana itu (seolah) menyadarkan saya!

Katanya, “Cintai dia dengan setengah hati, cemburui dia dengan setengah hati”

Saya (seolah) terbangun dari mimpi buruk saya, mimpi buruk yang sudah saya alami selama tiga tahun terakhir ini. 

Akhirnya saya (seolah) tahu bahwa saya sudah terlalu jauh dan dalam mencintai dia. Saya (seolah) lupa menyediakan ruang untuk sang cemburu. Cemburu yang ganas, yang tidak pernah mau mengalah. 

Cemburu yang (seolah) ingin berdesak-desakan dengan cinta di dalam ruang hati saya yang sempit. Cemburu datang dan saya (seolah) biasa saja merasakannya. Saya (seolah) sudah hebat dalam mengatasi rasa cemburu. Saya (seolah) sudah ahli dalam membagi satu ruang menjadi dua, untuk cinta dan cemburu. Saya (seolah) merasa pintar dengan menumpuk cinta terlalu banyak di dalam hati. 

Lalu saya (seolah) membuat persepsi yang pada dasarnya menyalahkan saya yang (seolah) bodoh. Cinta (seolah) adalah air atau zat-zat cair, sementara cemburu (seolah) adalah benda padat yang memiliki massa, dan hati (seolah) adalah tabung. 

Seperti kata ala Archimedes, dengan kata lain (seolah) dijelaskan bahwa ketika suatu benda padat yang memiliki massa dicelupkan ke dalam tabung yang terisi penuh air, maka sebagian air yang banyaknya sama dengan massa benda akan tertumpah ke luar dari tabung. 

Hal ini (seolah) juga berlaku pada perasaan saya saat ini, ketika cemburu (seolah) datang dan dengan beringasnya masuk ke dalam hati saya, sebagian cinta saya pun tertumpah keluar, terkikis, pergi dan hilang. 

Seandainya saja saya (seolah) sadar dengan mencintai dia dengan sederhana dan tidak berlebih, mungkin sekarang tidak akan ada kata yang (seolah) nampak menyedihkan di setiap tulisan yang saya buat. Tidak ada kata-kata itu dan tidak akan ada lagi hujan yang turun karena saya (seolah) tidak menangis. 

Atau mungkin ini memang perjalanan nasib yang (seolah) harus saya jalani? Dimana seharusnya saya (seolah) menangis saja agar semua perasaan yang ada untuk dia (seolah) nampak dan dia (seolah) kembali pada saya? 

Bahkan hingga tengah malam ini saya masih saja (seolah) tertawa mengingat kejadian yang sudah terjadi. (seolah) Hingga detik ini. 

***

Kemudian baca lagi dengan menghapus kata “seolah”, maka artinya akan sedikit berbeda.


Rindu, Hujan dan Cinta



Sore ini aku sedang duduk bersama rindu dan hujan. Secangkir kopi menemani kami mengobrol. Obrolan tak jauh dari soal mencintai dan dicintai. 

Rindulah yang memulai obrolan itu, “kalian tahu, dua orang yang saling mencintai tidak akan pernah lengkap tanpa aku”
“Mengapa begitu?” tanyaku.

Rindu membenarkan letak kacamatanya, “karena semakin mereka merasa rindu maka semakin besar rasa cintanya dan harus kalian tahu, rasa rindu itu menjadi pelengkap perasaan-perasaan lainnya”

Lalu hujan menimpali, “kau saja yang tidak tahu. Semua orang mengatakan bahwa rindu itu rasa yang paling menyakitkan.”

“Kau tahu dari mana?” tanyaku pada hujan.

“Setiap aku turun ke bumi bersama teman-temanku, aku selalu memperhatikan apa yang sedang dua orang yang saling mencintai itu lakukan.”

“Apa yang mereka lakukan?” kini rindu yang bertanya.

“Mereka menulis puisi. Bermacam-macam bentuk puisi mereka tuliskan. Yang aku baca dari beberapa orang, mereka mengungkapkan bahwa rindu itu sangat menyakitkan. Bukannya melengkapi perasaan yang ada malah membuat mereka justru gelisah, galau dan bersedih. Tidak ada kebahagiaan di raut wajah mereka”

Rindu terdiam, mungkin dia kecewa karena sudah membuat setiap orang yang mencintai itu terluka karena saling merindu.

Aku yang semenjak tadi hanya menimpali obrolan kami dengan pertanyaan pun mulai mengajukan pendapatku, “dua orang tidak akan pernah dapat saling mencintai tanpa aku” 

Mengapa demikian? Itu yang aku dapatkan dari raut muka kedua sahabatku itu. Mereka menaikkan kedua alisnya.

“Kalian tidak percaya?” 

“Sombong sekali kau” Rindu mengataiku. 

“Aku ini cinta. Setiap orang tidak akan pernah merasakan kebahagiaan, berbagi kebersamaan, saling mengikat janji, berkomitmen, merindu, terluka, menuliskan puisi cinta, merasakan romantisnya hujan, bahkan menangisi kekasihnya tanpa adanya cinta. Dan akulah cinta itu.”

Rindu masih saja diam, hujan tersenyum.

Friday, January 13, 2012

About them, that people whose i wanna miss


Pernah kan punya orang yang pasti bakalan dikangenin setiap waktu? Entah dalam keadaan galau atau nggak galau. Yang jelas orang-orang ini adalah orang-orang yang bikin saya semangat dan di postingan ini saya mau pamerin. 

Tanti ‘Atik’, Wawan ‘Budi’ dan Aditya ‘Cungkring’

She is the best woman ever hahaha dia itu temen terbaik yang pernah saya punya. Sangat baik sampai ukurannya aja baik banget. Mulai kenal deket sama dia pas kelas 11 IPS 4. Eh kita nggak Cuma berdua aja loh. Ada wawan sama adit juga loh. dulu sebelum sibuk buat persiapan UAN kita sering ngumpul di tempat Atik tiap malem minggu. mohon dimaklumi kalau kami adalah jomblo-jomblo nggak punya kerjaan. Untuk kelanjutan kisah kami setelah lulus kuliah ini, kita punya rencana masing-masing yang jauh beda. Bakalan ada di berbagai kota di seluruh Indonesia. I wanna miss you in my days after today and tomorrow, guys :*

big beautifull

Wawan and Tanti

Adit and Me


Ermyta and Merlyn ‘cocor’

They are twin, no no no, they are sisters hahaha udah kayak kakak sama adek yang kemana-mana bareng. Dulu sih pertama kenal sama Merlyn ‘cocor’ di SMP terus satu sekolah lagi di SMA. Sedangkan sama Ermyta kenal di SMA. Dulu pertama kali bareng itu pas Baksos kelas 10 di salah satu Panti Asuhan. Setelah itu sekelas sama mereka ‘sepaket’ pas semester 3, kelas 11 IPS 1. Oke saya sempet pinter sebentar buktinya saya bisa di kelas unggulannya IPS selama satu semester *sombong*

(left to right) Me Ermyta Merlyn

(left to right) Ermyta Me Tanti
Me and Ermyta


Vanna and Vanny

Nah kalo yang ini asli twin. Yang kakak namanya Vanny, adeknya si Vanna. Pertama kenal sama mereka itu di SMP terus bareng lagi di SMA walaupun nggak pernah sekelas tapi kita kemana-mana bareng terus sampai sekarang. kuliah ntar rencana saya akan satu kampus sama Vanna, saking nggak bisa lepasnya sama dia. Saya nggak bisa move on, beneran deh hehe. Mereka itu udah kayak sodara sendiri, si kembar ini bahkan hampir hapal nama-nama temen lama di jaman saya masih di kota kelahiran padahal belum pernah ketemu sama sekali. Kayak udah soulmate gitu deh sama mereka ini haha
Buka Puasa Bareng

(Left to Right) Vanna Pello Icha 'Kate' Rina and Vanny

Rice, Rina and Lia 

Rice itu saya kenal waktu masih SMP. Ceritanya lumayan panjang, pertama saya tahu dia itu karena dia termasuk geng eksis gitu di jaman-jaman SMP. Ceritanya kayak di teenlit-teenlit gitu, dimana dia dan temen-temennya adalah pemeran antagonis yang sering nge-bully temen-temen yang lain. But now, she is my best friend I ever had. Rina, pertama kenal pas kelas 11 cuman deketnya pas kelas 12. Kebetulan kita sekelas dua semester terakhir ini dan sering ngabisin waktu bersama barengan sama Lia dan Rice juga. Nah kalau Lia, kenalnya udah dari semester 4. Kita sekelas pas kelas 11 IPS 4, nggak terlalu deket. Gitu kelas di rolling dan kita balik ke kelas definitive ya akhirnya kita barengan terus deh. gue bakal kangen banget sama kalian temeeeeeen :* kita nggak ada rencana buat kuliah bareng di satu kampus atau nggak satu kota. Jadi ya mungkin di hari nanti pas gue lihat ke jendela dan di luar sedang hujan, gue bakal nulis nama-nama mereka di kacanya. Sweet banget nggak sih? hehe
Lia and Me (abis gerak jalan muke ampe gembel gitu)

(Left to Right) Lia Me Rina and Rice

(Left to Right) Rice Me and Lia


Vesoree 
My best classmate. Pokoknya kalian itu segalanya deh kawan. Dari mulai pertama saya ngerasa nggak cocok sama suasana kelasnya sampai akhirnya saya nggak bisa berhenti buat muji-muji kelas yang satu ini. kalian tahu sobat kalau pepatah lama yang bilang, tak kenal maka tak sayang, itu memang beneran ada. Saya nggak akan secinta ini sama kalian kalau saya nggak kenal sama masing-masing dari kalian. Saking cintanya sama Vesoree saya juga bikin penghargaan-penghargaan buat 35 orang dan dengan 35 kategori hahaha. Kalau saya penulis handal mungkin kalian udah saya tulis di buku karya saya yang akan jadi best seller di pasar ikan. Aaaaaaah, saking sayangnya jadi bingung mau bilang apa lagi. Karena bahasa inggris saya juga pas-pasan jadi saya cuman mau bilang kalau, I really love you and never forget you, guys.

and the last is ' H '
Yang satu ini saya nggak mau ngomong apa-apa *ntar malah keliatan galaunya* pokoknya dia satu dari sekian banyak orang yang akan saya kangenin. Emmm, I still remember the day when I met H for the first time in my new class of Junior High School and H was a class captain. Hei H, thanks for a moments that you was given.

Orang-orang dibawah ini juga yang bakal bikin saya kangen setiap hari :'(

(Left to Right) Dita Me Hanna and Ermyta

Me and Zsa Zsa

Nah itu tadi orang-orang yang mungkin akan saya kangenin suatu hari nanti atau nggak beberapa bulan lagi. Selesai SMA ini kan kita belum tentu bareng-bareng lagi dan kebodohan-kebodohan yang ada sebelum hari itu pasti akan jadi satu-satunya hal yang mungkin nanti saya akan kangenin. Huwaaaaaaaaaaaa, kok jadi sedih gini sih -________-



Thursday, January 12, 2012

Masih Vesoree



Quick share  aja deh ya. Vesoree had the best moment. Jadi tahun kemaren bulan Desember, kita hunting foto buat yearbook. Temanya hobby untuk kelompoknya, jadi kita dibagi jadi beberapa kelompok dengan anggota maksimal 8 orang. Nah tiap-tiap kelompok ini ngangkat tema yang beda-beda tapi garis besarnya sih temanya tentang hobby. Kelompok saya temanya musik. Ya jujur-jujuran saya emang nggak ada bakat dikit pun di musik. Alat musik yang saya bisa mainkan aja cuman pianika sama suling doang. But I love music.
Ini foto-foto pake kamera milik pribadi soalnya hasil foto dari mas fotografernya nggak boleh di publish dulu. Check this out, guys !

jadi kayak model-model gitu ya haha



best of us
my group. sumpah disini gue keliatan nggak banget  -____-
gue kayak gembel lagi dipoto -_____-
Lia me and Rina *cium nih cium nih*



Top Balikpapan models haha


me and Rina *muka gueeeeeee -_____- *

Lia me and Rina

Rina Rice me and Lia *itu yang di belakang siapa ya? *
ahhhh seperti model ya kami
i wish i looked like a model haha 

 Itu aja dulu ya kawan-kawan lain kali pasti di smabung dengan cerita seru lainnya dari Vesoree